Act Five: akan kubalas

mengapa...?
mengapa kau lempar aku?
kau campakkan bagai sepatu balet usang
kenapa...?
tak cukup baikkah aku?
tak cukup sabarkah aku?

perih ... perih sekali
irisan panjang di lengan
pisau di tangan
tak sebanding dengan luka hatiku

kuingat wajahmu
pandangan terakhir saat mereka menendangku keluar
seperti aku ini sampah
tiada artinya bagimu

pelacur! wanita jalang! murahan!
kuteriakkan itu, kuteriakkan namamu
darah di tangan terus menetes
air mata terus mengucur
tapi hatiku tak akan sembuh
aku benci kamu! aku benci!

aku mengerti sekarang
ada yang lain di hatimu
siapa dia?
salah satu dari bajingan yang melemparku?
atau dua? tiga?
semuanya?
pelacur!!!

aku ingin mati
aku ingin mati
Tuhan! Tuhan!!!
biarkan aku mati
sambar aku dengan petir
biarkan neraka menganga di bawah kakiku

tidak!
tidak ada Tuhan
cuma setan
setan cantik yang menari
aku jatuh ke tangannya
tidak ada Tuhan
tidak untukku

aku ingin mati
aku ingin mengakhiri ini
aku lelah menangis
aku usai berkabung
aku akan mati
tapi tidak saat ini
tidak sendiri

Comments

Popular posts from this blog

Uncertain

Dreams.

Ujan ayam, cu...