begitu lama tersesat, berlari
seorang Hawa tanpa harga diri
merengkuh degradasi
membunuh rasa, menolak cinta
penuh kebencian
bermulut dan berhati setan
senyuman licik penuh muslihat
tertawa jahat saat menjerat
menyakiti, berjiwa bagai belati
menangis dalam hati

berjalan tak tentu arah
begitu lelah melangkah
berlari hingga terengah
mencari yang tak pasti
memburu kontemplasi
mencari makna
mencoba kembali merasa

terpuruk dengan sedih
di sisi jejak sebuah bintang
menatap terangnya menghilang
melepas harap
melihat ke semesta
begitu terang, begitu radiant
tapi, dari hati sang Hawa
terpancar satu aura, duka
gulita, sepi yang memekakkan telinga

dunia terus tersenyum
cakrawala lanjut mengalun
cahaya selalu ada
matahari membunuh kelam
tapi sang Hawa, pelacur dosa
tak merasa kehangatannya
ia melayang, terbungkus aura hitam
menanti datangnya seorang Adam
dan ia terus memandang
di sisi jejak sebuah bintang
sebentuk Amadea yang hilang

pyro
01:05 pm
Guild Village Cafe UWA
23/04/2004

Comments

Popular posts from this blog

Uncertain

Dreams.

Ujan ayam, cu...