Kamu percaya?

sepenggal percakapan...
A: aku sayang kamu
B: iya? ah, nggak mungkin deh kayanya
A: aku nggak bisa buktiin, tapi aku jujur
B: kamu cuma sayang aku?
A: percaya aku. cuma kamu. kamu percaya aku kan?
B: ... mmm, iya. aku percaya

sepotong dialog...
C: dia gandengan orang
B: masa? boong loe
C: gue liat sendiri. masa gue boong ama loe? loe kan best fren gue
B: aih. gue nggak nyangka. tega banget
C: putusin aja. dia emang brengsek
B: oke. gue akan putusin dia

Percakapan di atas familiar? Yang pertama? Kedua? Dua-duanya? Pengalaman pribadi? Sebenarnya siapa yang benar? Siapa yang bohong? Siapa yang lebih ingin kita percaya?

Di percakapan pertama terlihat sang A mencoba meyakinkan kalau dia satu-satunya, dia hanya sayang B. Rata-rata orang yang membaca penggalan pertama akan berpikir, itu pasti cowok lagi ngerayu ceweknya. Jangan salah. Peran itu bisa diambil siapa saja. Saya pernah menjadi si A, mencoba meyakinkan seorang B bahwa dia satu-satunya. Cara berbicaranya memang sungguh manis dan memikat, tapi apa berarti dia bohong? Gombal? Buaya?

Percakapan kedua antara si B yang sama dengan "best fren"-nya. Best fren memberi kabar soal A, dan B percaya, dengan sebuah kaliamt simple tapi maut: "loe kan best fren gue". Seringkali kita percaya bahwa teman kita pasti mengatakan yang sebenarnya. Teman kita ada untuk menjaga kita dari belakang. Dia pasti jujur. Dia best fren kita. Tapi mungkinkah sang "best fren" itu ternyata bohong? C menginginkan A, dan membual bahwa A menyeleweng. Mengapa B begitu cepat percaya?

Kita bisa bilang bahwa B begitu lemah. Dia adalah orang yang tidak punya pendirian dan mudah percaya kata orang. Sekarang lihat ke dalam diri kalian sendiri dan pikir, berapa kali kalian sudah jatuh dalam posisi yang sama. Kalian bisa bilang kalau kalian tidak mudah percaya orang, tidak mudah jatuh dalam rayuan gombal seorang A, tidak mudah percaya pada bisikan jahat seorang C, bahwa kita mengenal pasangan kita, kawan kita, diri kita sendiri. Iya kah?

Apa yang membuat kita percaya pada seseorang? Omongannya? Pembawaannya? Hubungan kita dengan dia? Apa yang membuat kita begitu rela membuka diri di hadapan seseorang dan membiarkan dia membaca seluruh hidup kita? Secara tidak langsung, dengan membuka diri kita kita membiarkan orang masuk dan ikut ambil kontrol dalam hidup kita. Sedahsyat itulah arti sebuah kepercayaan. Kita rela memberi kontrol kedua pada seseorang yang lain, dan harga sebuah kepercayaan itu sungguh mahal. Harganya adalah sebuah hati, sebuah perasaan.

Kepercayaan itu sesuatu yang frail. Rapuh. Mudah retak, mudah pecah, mudah hilang. Sama seperti hati. Dan sekali kepercayaan itu rusak, susah untuk memperbaiki kembali. Seperti sebuah pajangan kristal, kepercayaan itu sesuatu yang indah dan mahal harganya. Kepercayaan itu harus dijaga sebaik-baiknya oleh semua pihak, karena kepercayaan mengontrol hubungan sosial kita.

Dalam buku 7 habits, kepercayaan dianggap seperti sebuah bank account. Setiap kali kita berbuat sesuatu yang positif atau menepati sebuah janji, kita menambah input account kepercayaan itu. Setiap kali kita membatalkan sebuah janji atau berbuat sesuatu yang negatif, kita menarik sejumlah dari account tersebut. Sayangnya, kita lebih sering menarik daripada memasukkan kepercayaan dalam account kita, dan akhirnya account itu overdrawn, dan kita kehilangan kepercayaan orang.

Jadi, apa dan siapa yang akan kita percaya? Seorang antisosial pesimis menganggap dia tidak akan percaya pada siapapun kecuali dirinya sendiri, tapi dia memiliki pembantu, dia memiliki sopir, dia memiliki bawahan, mempercayakan uangnya pada bank, dan seterusnya. Masih menganggap diri antisosial?

Kepercayaan itu indah. Percaya pada seseorang membutuhkan keberanian yang besar, baik kita sadari maupun tidak. Jadi berbangga hatilah kalau kalian mempercayai seseorang. Dibohongi memang sakit, diingkari memang pedih, tapi ingat, kita juga pernah berada di posisi yang menyakiti. Kita seringkali menarik begitu banyak dari deposito kepercayaan orang tanpa memasukkan lebih banyak lagi. Jaga kepercayaan orang padamu, karena mereka telah berbaik hati membuka diri dan memberimu kontrol atas hati mereka. Gunakan itu dengan baik. With great strength comes great responsibilities (Spiderman 1).

Percaya?

Comments

Popular posts from this blog

Uncertain

Dreams.

Ujan ayam, cu...