Seribu wajah

Kenapa aku harus berbeda? Kenapa aku harus menggunakan begitu banyak topeng kemunafikan? Kenapa mereka percaya?

Beda itu indah ... beda itu indah ... tulis berulang dan patri di jiwa. Tapi mengapa aku begitu ingin sama? Ingin bisa berleha-leha seperti dia. Ingin lupakan dunia seperti mereka. Ingin habiskan waktu tanpa beban. Ingin selalu tersenyum. Ingin mudah uraikan air mata.

Ingin egois. Ini mauku. Semua orang harus ikuti perkataanku karena aku tahu orang selalu menuruti perintahku. Bila tidak, aku akan duduk disini dan melipat wajah seribu kali hingga mauku kau ikuti. Aku ingin egois.

Aku ingin berpura-pura dewasa. Lihat, aku bisa membaca pikiranmu. Aku tahu semua gelagatmu karena aku lebih bijak darimu. Notabene kau akan menuruti aku. Aku bekerja di belakang, tapi kau tahu aku ingin tampil di depan semua orang.

Aku ingin menjadi sang pusat perhatian. Lihat aku berjalan di depan. Aku tahu arah dan aku paham medan. Aku pemimpin yang sempurna. Semua kata-kataku bermakna, dan semua omonganku benar. Semua mencari aku bila butuh bantuan, dan aku akan berpura-pura lelah tapi bersedia, karena aku baik dan rela berkorban.

Aku ingin jadi teman yang sempurna. Menyapamu dengan senyum lebar dan mata penuh perhatian. Aku ingin merayumu dengan seribu janji persahabatan semu, dan meninggalkanmu saat tahu ternyata kita tidak sama. Semua pria/wanita menyukaiku, karena aku membuat mereka merasa satu-satunya di dunia, lalu kucampakkan rasa mereka. Biarkan mereka mengikuti jejakku kemana saja, dengan wajah memohon dan menjilat tanah bekas pijakanku. Aku ingin seperti buaya.

Aku ingin jadi anak baik. Aku ingin jadi pemberontak. Aku ingin mencintai. Aku ingin dibenci. Aku ingin kaya, seperti mereka. Aku ingin lari dari dunia nyata, karena aku tak sama seperti mereka.

Aku adalah aku, yang berkata seperlunya. Aku tahu kapan menggunakan topeng yang mana di depan siapa saja. Aku tahu siapa kamu, atau paling tidak corak semu topeng kacamu. Begitu mudah menebak gerak-gerikmu, dan memutarmu melakukan segala kehendakku. Aku tahu semua itu karena duniaku berbeda. Hidupku berbeda, jalan pikiranku aneh dan berbahaya. Jangan ikuti jejak langkahku, karena wajahku tak pernah sama. Akulah dinamika. Jangan coba mengerti aku, karena kau akan kuhadapkan dengan topengku yang lain, saat diriku yang asli lari bersembunyi. Kau tak pernah melihat diriku yang asli, karena aku bukan mereka, dan kita tidak sama. Lupakan aku, dan hapus jejakku, karena aku realita. Aku dunia. Aku bukan mereka.

pyro
3:10 pm
20/06/2004
chamber of secrets, realm of lies

Comments

Popular posts from this blog

Uncertain

Dreams.

Ujan ayam, cu...