Ya Sudah Lah

seharusnya mungkin tidak berarti. biasa saja. mungkin bukan apa" bila dipandang oleh orang lain. tapi besar. besar untuk saya. mungkin aneh atau berat dilihat, tapi penting untuk saya. indah untuk saya. saya butuh itu. senang hilang terbawa mati. tawa pun segan. sekarang lemah, dan enggan berkapital ria. terkadang ingin tahu siapa yg salah. atau saya yg menganggap itu terlalu tinggi? ingin marah bila sepertinya mereka begitu sempit. tak mampu pandang lewat mata saya. atau saya yg telah kehilangan kabut di depan pandangan saya? saya menangis saat mereka mencibir, dan tertawa saat mereka mengernyitkan dahi. kenapa tidak bisa lihat yg saya lihat? serumit itukah? dan bila tidak paham, mereka tidak suka. entah kenapa cibiran dan ledekan mereka menyakiti saya. harusnya tidak begitu. itu bukan karya saya. bukan pemikiran saya. itu dunia lewat mata orang lain, yg bisa saya hayati, rasakan. perlukah mencibir? karena saya tidak bisa menatap dunia sesempit mereka. saya coba jelaskan, tapi mereka begitu banyak. lidah yg keluar diamkan ucapan. percuma, kata hati saya. lupakan, kata pikiran saya. telan saja, dan diam. mereka tidak akan pernah mengerti. tidak akan pernah menghargai. simpan saja. biar hanya kamu yg paham. berbahagialah dalam dunia yg orang lain ciptakan, yg cuma kamu mengerti. mereka belum sampai ke sana. atau saya yg tertinggal jauh di belakang. ingin saya bagi dunia itu, tapi lagi" mereka palingkan muka, mereka tidak suka. dan saya menyerah. tapi masih sakit rasanya. padahal bukan dunia lewat mata saya. bisakah hargai? saya rasa tidak. ya sudah lah. biar saya saja yg bahagia disini. mungkin suatu hari mereka menyusul saya. atau... saya menyusul mereka.

Comments

Popular posts from this blog

Uncertain

Dreams.

Ujan ayam, cu...