Ternyata Cinta...

Saya tidak sering bercerita tentang kehidupan cinta saya. Hanya tiba-tiba saja suka ada tulisan yg merujuk pada ekspresi sok romantis saya pada seseorang spesial tertentu pada saat itu, yg mungkin tidak bertahan selama yg mereka mau. Terlebih lagi, hampir tidak pernah saya bercerita tentang kamu. Saya pikir kamu cuma fragmen kehidupan masa lalu saya yg terselip hilang entah kemana. Ternyata, saya salah melihat keadaannya.

Saya dulu anggap kamu tidak berarti apa-apa. Kamu cuma angin lalu, yg menyejukkan saya selagi kamu lewat. Tidak saya sadari, saya nikmati belaianmu di rambut saya, wajah saya. Rasa nyaman saya saat kamu sejukkan hati saya. Dan seperti angin, kamu tidak akan kembali dengan cara yg sama. Itu pikir saya.

Saya samakan kamu dengan selimut tebal yg lindungi saya dari dingin. Dan seperti selimut layaknya, ketika kamu sobek-sobek dan sudah tak layak pakai, saya bisa campakkan kamu kapan saja saya mau. Tinggalkan saja di pinggir jalan untuk diambil orang lain yg sedang membutuhkan. Itu pikir saya.

Tapi fakta berkata lain. Ternyata, kamu yg membuang saya. Dan saya masuk dalam masa membohongi diri. Saya membenci kamu dengan sepenuh hati. Saya tunjukkan pada semua bahwa saya tidak pernah memiliki apapun yg spesial dengan kamu. Saya benar-benar berlaku seperti kamu hanya angin lalu. Padahal, seperti badai topan, kamu porak porandakan hidup saya. Tapi semua berlalu, dan saya disembuhkan waktu. Tidak pernah saya sinonimkan kata "cinta" dengan nama kamu. Buat saya, itu tabu. Apalagi dengan kamu.

Kemudian saya bertemu kamu lagi. Sialan. Seandainya saya bisa meludahi mukamu dan mengatakan betapa saya membenci kamu. Ingin teriak puaskan diri, cela dan hina kamu. Saya ingin habiskan marah saya, tapi kamu memeluk saya lagi. Dan saya memilih diam, karena bibirmu hangat membungkam.

Saya ingin lupakan, bahwa pada satu hari tertentu di jaman dahulu, saya ternyata mencintai kamu.

Saya ingin pungkiri, bahwa kamu bukan fragmen kecil masa lalu saya yg hilang entah kemana. Saya ingin sangkal kenyataan bahwa kamu pecahkan hati saya yg serapuh kaca, dan saya hanya bisa punguti bagian-bagiannya pelan-pelan. Saya lalu ambil memori tentang kamu dan saya kubur dalam-dalam. Dan seperti bunga mawar yg semerbak menyebalkan, memori tentangmu tumbuh tanpa lagi bisa saya hilangkan.

Jadi, ya sudah. Saya biarkan saja kamu tinggal disini. Silahkan berbangga hati, karena untukmu, kata "cinta" tak lagi tabu.





Amit-amiiiiiiit gue mikir apa siiiiih?!!

Comments

Popular posts from this blog

Uncertain

Dreams.

Ujan ayam, cu...