Act Six: mata kosong...

merah
semuanya merah
bajumu
kakimu
wajahmu
tanganku

aku terpuruk di samping tubuh tak bernyawa
mulutku menganga
tak percaya
cintaku, cantikku
penariku, mati

kuingat kembali
hujan turun tadi
menenggelamkan air mataku
guntur menyambar
menelan tangisku
meredam teriakanku
saat berulang-ulang kusumpahi dirimu
anjing! pelacur! wanita murahan! pengkhianat!
beribu sumpah serapah kuucapkan
beribu tusukan kuhujamkan
beribu tetes air mata keluar
dan darah terus mengalir
dari wajahmu
dadamu
kakimu
lubang yang menganga di perutmu
matamu
terisi air hujan

dan hujan telah berhenti
tapi air mata terus bercucuran
penariku! cintaku!

kini tiada lagi tarian
yang ada hanya sepi
mata kosongmu menatapku
bagai bertanya
apa? apa salahku?
siapa kamu?
dan aku terus menangis

Comments

Popular posts from this blog

Uncertain

Dreams.

Ujan ayam, cu...