Alergi

Update: Baru kembali dari Camp Pemuda Gereja. Sebenarnya sangat tidak ingin ikut, dan mengomel terus karena merasa rugi. Benar" tidak ingin ikut. Kemudian ikut dengan terpaksa, dan pada hari terakhir Camp menjilat ludah sendiri. Yup, gue MENIKMATI camp itu. Thanks to everyone.

Now, down to business. Buat yg ngga tau, gue ini alergi. Ngga jelas alergi apa, tapi tebakan gue sih debu dan/atau cuaca dingin yg tiba". Tapi sepertinya ini alergi yg ngga tau diri (berasumsi bahwa ada alergi yg tau diri). Dia muncul kapan saja dan dimana saja dia mau. Menyebalkan. Namanya "kaligata", buat yg tau. Dia muncul sebagai bentol kecil yg sangat gatal. Dan bila digaruk menyebar menjadi bentol besar yg tidak lagi bundar bentuknya, tapi sudah saingan sama atlas dunia. Dan yg ini 3 dimensi, bisa disentuh! Sementara menulis ini, ada satu pulau besar di bagian dalam pergelangan tangan kiri gue, dan gue merinding setiap kali melihat ke arah situ. Menjijikan. Untungnya, bentol" ini ngga dan belum pernah muncul di wajah, jadi muka yg sudah hancur ini tidak tambah hancur. Bayangin aja ngerinya kaya apa.

Biasanya, setiap alergi ini muncul, gue pasti langsung dengan setia menggaruk sekenceng-kencengnya walaupun tau kalo dia akan menyebar dan akan tambah gatal dan akan tambah besar dan gue akan sering merinding" melihat bentol ekstra besar itu, tapi tetap aja gue garuk. Malam ini beda. Gue coba diemin, dan najisnya (!), dia TETAP menyebar. Dia mulai dari satu bentol kecil. Kemudian ada semacam areola merah di sekelilingnya. Seperti punya pentil ekstra berwarna putih. Kemudian dalam areola itu, muncul bentol" putih yg lain, yg lebih kecil. Yg lama" membesar dan menyatu. Jadilah pulau ini, dan masih menyebar dan berkolonisasi di pergelangan dalam tangan gue ini. Hingga sekarang, diameternya kira" 3 senti, belum menghitung pulau" lain di sekelilingnya. Belum juga menghitung yg ada di bagian tubuh lain. Sejujurnya, gue udah sangat gatal dan pengen banget ngegaruk, tapi tahan diri. Setelah menulis ini, gue langsung akan minum obat.

Yg lebih menyebalkannya lagi, sementara gue diem merhatiin alergi ini, gue tiba" mendapat satu pikiran bahwa alergi ini sangat relevan dengan sikap gue dalam menghadapi masalah. Mulai dari satu, kecil, yg dianggap menyebalkan dan digaruk. Menyebar, menjadi besar, merinding setiap melihat ke arah situ, memikirkannya, tapi diam. Garuk terus, kegatalan. Masalah tidak selesai. Atau, mendiamkan. Dan masalah bermultiplikasi, koloni masalah" kecil yg menyatu dan menjadi besar, tapi terus didiamkan.

Apa susahnya sih minum obat??

Comments

Popular posts from this blog

Uncertain

Dreams.

Ujan ayam, cu...