Give it a title

kebiasaan saya dulu
mendengarkan kamu
melihat tingkah lakumu
dan marah
kesal
berkomentar
benarkan itu
saya tidak suka
ganti gayamu
tidak pantas
selalu begitu
saya berkomentar
mengomentari kamu

saya mundur sebentar
menatap saya

saya punya kebiasaan baru
mendengarkan kamu
melihat tingkah lakumu
dan marah
kesal
tapi diam
biarkan kamu
kamu bukan urusanku
begitu juga hasil kelakuanmu
sekarang saya diam
dan hanya menatap kamu
menatap hingga bola mata saya berdebu
tertutup debu bosan
bosan menatap tingkahmu

kebiasaan saya bertambah satu
setelah mata saya berdebu
saya melihat kamu
jatuh
terguling
karena kebodohanmu
dan saya tetap diam
tapi di dalam
saya terbahak di dalam
tertawa hingga keluar air mata
air mata tertawakan kamu
kamu dan kebodohanmu
ternyata lebih enak menertawakan kamu
daripada memarahi kamu
mengomentari kamu
walau mata saya kini berdebu
debu bosan menatap kamu
mungkin nanti kebiasaan saya bertambah lagi
berhenti menatap kamu

Comments

Popular posts from this blog

Uncertain

Dreams.

Ujan ayam, cu...