Ngoceh Terus

Malam, semua lampu di kamar tidur putus, hidup dalam gelap, piring berserakan dimana mana, keteraturan? apa itu keteraturan?

dan aku terpekur lagi. malam. seandainya semua selalu terang. lebih gampang melihat ke depan, samping, belakang, walaupun tidak mau lihat belakang. untuk apa? toh sudah ditinggalkan orang, tidak diingat lagi. terlalu banyak koma disini.

entah kenapa harus selalu terjaga. tiada lelah. kantuk meleleh pergi menetes dari ujung pelupuk mata, hampir tidak ada kesadaran. kau sebut dirimu insomnia. sebenarnya, kamu masokis.
bunuh diri pelan pelan. nikmat ya? enak ya? penting ya?

sejak kapan kamu bersahabat dengan kegelapan? harusnya tidak, apalagi setelah melihat film itu. takut. kamu memang selalu takut. hidup dalam ketakutan kan? terus sekarang apa yg terjadi denganmu? perubahan apa disana? terlalu banyak tanda tanya disini. iya?

penting ya?

susah ya?

diam dengan satu saja? puas dengan yg sudah ada? susah ya?

iya... susah. keteraturan itu tidak ada. tidak pernah ada. tidak pernah akan ada. tidak bisa. tidak tahu kenapa. harusnya ada, tapi terlalu malas dia menyapa. manis manis manis habis. hilang punah terpecah. terlalu banyak aura negatif disini, kata dukun sebelah rumah. eh, aku punya tetangga?

yg merajalela hanya Malam. gelap siang berganti pasti. mungkin akan begitu terus. akan berguncang dunia pada saat kamu akhirnya menyerah. aku akhirnya menyerah. kamu/aku/kami. mulai bosan Malam. ingin datang lebih panjang. memang sudah gelap sejak pukul 5 sore kok. jadi apa bedanya? toh kalian sudah berteman sekarang.

*hela napas*
kenapa menghela napas? hidup susah ya? harus jualan koran dulu untuk makan ya? cari uang sendiri untuk biayai sekolah ya? ibu sakit dirumah dan ayah pemabuk/penjudi/main perempuan lain yg seumur kamu ya? tidak pernah rasakan bahagia ya? merasa punya hak menghela napas panjang ya? gitu ya? iya?

pada akhirnya pun semua akan musnah. kamu cuma sebutir molekul di hamparan lautan DNA yg punya bentuk pasti. kamu tidak pernah akan menjadi. seterusnya sampai disini saja perkembanganmu. kamu kan dilepas dengan beribu pesimisme dari orang orang yg berkata mendukung kamu. seharusnya kamu tahu kan.

dan ada lagi kamu. yg terus terusan bertanya. tanyakan jawaban yg tidak ingin kamu dengar. buat sajalah yg enak didengar kupingmu. toh otak itu masih bertengger di ujung dengkulmu kan? hati hati terantuk. nanti pusing kamu. pelajari taksonomy monyet/primata/pongid apalah istilahnya. kamu hafalkan segala familia ordo superfamilia macam merek makanan saja semua itu. hafalkan tanpa tanda tanya di bibirmu. toh bibirmu kering pecah pecah sebentar lagi hilang tertiup angin. kamu jarang gunakan mulut itu kok. terlalu banyak diam disini.

diam saja. kamu kan jago diam.

ya sudah. aku bosan denganmu. pulang saja sana. peluk insomnia. mati sekalian. patah tumbuh hilang berganti, kata orang optimis. bukan kamu. jelas itu! terlalu banyak kamu disini.

Comments

Popular posts from this blog

Uncertain

Dreams.

Ujan ayam, cu...