Beku

Duduk sendiri, setengah badan berselimut lapis dua. Dingin. Jari" ketuk tuts" keyboard lemas belum sepenuhnya bernyawa. Padahal burung" sudah ramai diluar. Sepertinya ada kawan yg mati. Mungkin ditabrak mobil atau kalah berkelahi. Entahlah. Jari" ini masih beku rasanya. Percuma taruh dimanapun tak hangat" juga. Ujung"nya sakit, perih setiap bertemu tuts keyboard, seperti setiap jejakan kaki putri duyung di cerita anak" yg pernah dibaca dulu, saat anak" lain baca Doraemon dan Candy Candy, saya baca Hans Christian Andersen, seluruh tulisan"nya dalam bahasa Inggris. Umur saya waktu itu 7 tahun, mungkin. Bukunya waktu itu mungkin lebih berat dari saya. Ternyata, Hans itu penulis gothic berkedok pendongeng anak". Inspirasi. Terima kasih, ayah.

Sedih ingat putri duyung. Cinta itu kejam, ya.

Beku menjalar ke pergelangan tangan. Coba selipkan di antara paha. Dingin. Percuma. Sekarang dingin menular ke kaki. Tak bisa gerakkan kaki lagi. Kram, mungkin. Paralisis, mungkin juga. Biarkan lah. Yg penting terus tulis, terus ketik, terus sakit... Kuku" sudah biru macam dicabut dengan tang rasanya. Lengan sudah mulai sakit, seperti ditato pelan". Musim dingin ini keterlaluan. Harusnya dia tidak ikut masuk kamar dengan saya, tapi disinilah dia. Mengelus setiap bagian badan saya. Tidak. Tidak nikmat. Tidak erotik. Turunkan ereksimu. Ini bukan tulisan porno.

Sedih ingat putri duyung. Wanita itu aneh, ya.

Dua hari ini tidur sendiri. Benar" sendiri. Rumah sepi, mungkin ada maling sesekali. Siapa yg takkan mau maling rumah sebesar ini. Banyak isinya tentunya. Nyalakan alarm dan harap suara bising menakutkan orang" berniat jahat. Kunci kamar dan harap tidak didobrak. Masuk selimut dua lapis dan harap musim dingin tidak ikut masuk bersama ke dalam kamar. Sampai sekarang, dua di antaranya masih bertahan. Yg satu tinggal harap. Sudah dingin kening. Sepertinya otak mulai beku.

Tidak sakit lagi. Sudah mati rasa sepertinya. Tapi masih sedih ingat putri duyung.

Sudah ya. Langit biru buat saya malu dengan pekerja" bangunan di samping rumah. Mereka sudah setel radio kencang" lagunya Kylie Minogue. Homo, ya, saya tau. Bukan saya koq yg dengar lagu" itu. Lebih baik dengar Village People - YMCA dan joget" walaupun tangan sudah beku. Tidak boleh nyalakan pemanas disini. Mahal listriknya, kata yg punya. Nanti saya copot semua AC saya jual. Supaya tidak menarik uang dan malah menjadi uang. Boleh ya? Sampai sini. Bibir saya sudah biru. Mungkin sekarang mau berendam di air es. Doakan saya ya.

PS: Untukmu, kamu bukan "sin". Percaya. Kamu "blessing".

Comments

Popular posts from this blog

Uncertain

Dreams.

Ujan ayam, cu...