Trying something new.

"Rise and shine, baby girl. It's 7 o'clock. Can't be late for your first interview".

Mila menguap lebar dan mengusap mukanya. Tak percaya sudah pagi, dan hari Senin pula. Ryan menatapnya sambil berkacak pinggang. Mila masih tak percaya pria bule di hadapannya saat itu... gay. Padahal dia bisa jadi pacar yg sempurna. Ganteng, badan bagus, perfect gentleman, bisa masak... ah, memang tambah susah cari cowok yg lurus sekarang-sekarang ini.

Mereka berjumpa pertama kali di sebuah perpustakaan umum di kota tempat mereka tinggal saat itu. Mila hanya sekadar berteduh dari hujan, dan Ryan sedang mencari-cari buku karya sebuah pengarang terkenal dari Inggris. Ryan yg pertama menyapa Mila, karena menyangka Mila adalah penjaga perpustakaan itu. Mereka berkenalan, dan masing-masing merasa sangat cocok satu sama lain. Mereka menjadi teman akrab sejak itu, dan setelah 2 tahun saling kenal, mereka memutuskan untuk tinggal bersama.

Tiba-tiba Ryan menarik selimut Mila dengan paksa dan melemparkannya ke lantai, lalu memegang kedua pergelangan kaki Mila dan menariknya turun dari tempat tidur.

"Ryan, stop! You stop that right now! I swear to God I would bitch slap you so bad when I get up..."

Ryan tertawa lepas sambil terus menyeret Mila hingga sampai ke kamar mandi. Ia mendudukkan Mila di meja samping wastafel dan melepaskan bajunya satu persatu. Mila sudah sangat terbiasa dan tidak takut pada perlakuan Ryan ini. Hey, he's gay anyway.

"I've prepared the hot water for you. Get in or I'll have to do it for you".
"Do it for me", kata Mila sambil memasang wajah yg menurutnya paling lucu.
"Hm... nah. I gotta scrub my face. I think I'm getting pimples. NOT pretty".
"You know you'll always be prettier than me, Ry".

Ryan terbahak dan berjalan meninggalkan Mila yg malas-malasan masuk ke bathtub.

"Ry..."

Ryan berbalik dan bersender di pinggir pintu.

"Yes, dear?"
"I'm scared. I don't want to mess up my interview. What if I fail? What am I gonna do?"

Ryan berjalan ke pinggir bathtub dan duduk disana. Ia memegang wajah Mila dengan kedua tangannya dan berkata, "You are going to be great. You're gonna go there and be yourself, and they're gonna love you. I promise".

"Promise promise?"
"Promise promise. Now finish up. I gotta get to work, too".

Ryan beranjak pergi, tapi sebelumnya, ia menyempatkan untuk membungkuk sebentar dan mencium kening Mila. Mila tersenyum menatap Ryan, her best girlfriend. Ia tidak mendengar saat Ryan berbisik hening, "I wish I can be myself around you, too".

Comments

Popular posts from this blog

Uncertain

Dreams.

Ujan ayam, cu...