DIARY SEORANG GILA
Act 1: Cintaku Menari
Lihatlah, lihat!
Lihat dia.
Ya, betul. Wanita itu.
Lihat cintaku menari.
Lihat cantikku gemulai.
Dia cintaku.
Lihat wajahnya
senyum di wajah oval
riang di mata biru
rona di pipi putih
angin di rambut coklat
Lihat
tubuhnya yang indah
tangannya yang molek
kakinya menari
Apa? Kau tadi bilang apa?
Oh, ya. Dia kekasihku.
Dia milikku.
Hanya milikku saja.
Wajahnya, tubuhnya,
hatinya, milikku saja.
Hei! Mengapa kau lihat dia?
Pergi! Pergi sana!
Dia milikku!
Jangan lihat-lihat!
Dia menari hanya untukku!
Kubunuh kau!
Kucungkil matamu!
Dia menari hanya untukku!
Act 1: Cintaku Menari
Lihatlah, lihat!
Lihat dia.
Ya, betul. Wanita itu.
Lihat cintaku menari.
Lihat cantikku gemulai.
Dia cintaku.
Lihat wajahnya
senyum di wajah oval
riang di mata biru
rona di pipi putih
angin di rambut coklat
Lihat
tubuhnya yang indah
tangannya yang molek
kakinya menari
Apa? Kau tadi bilang apa?
Oh, ya. Dia kekasihku.
Dia milikku.
Hanya milikku saja.
Wajahnya, tubuhnya,
hatinya, milikku saja.
Hei! Mengapa kau lihat dia?
Pergi! Pergi sana!
Dia milikku!
Jangan lihat-lihat!
Dia menari hanya untukku!
Kubunuh kau!
Kucungkil matamu!
Dia menari hanya untukku!
Comments
Post a Comment